Dari semua yang pernah saya coba ternyata yang ini “kopi kapten” berbeda dari yang pernah ku coba.
Selera kita memang berbeda tapi soal rasa dan kenyamanan dijamin anda puas menikmatinya.
Jangan lupa mampir
Yang Sesungguh Nya
Dari semua yang pernah saya coba ternyata yang ini “kopi kapten” berbeda dari yang pernah ku coba.
Selera kita memang berbeda tapi soal rasa dan kenyamanan dijamin anda puas menikmatinya.
Jangan lupa mampir
Menjelang malam cahaya kuning kemerah merahan mulai menuruni di balik gunung dan bukit kota ini,aku hanya terdiam dan berkata hari sudah mulai gelap.
Dan kami pun mulai start brangkat melewati hiruk pikuk kota yang jalan nya lumayan rame sore ini, kira kira stengah jam baru kita bisa keluar dari kota. Selanjutnya kami mulai menyusuri sederet perkampungan yang mengelilingi danau sentani.
Waktu menunjukan matahari mulai mengurangi panas nya dan kami pun bergegas menyiapkan segala sesuatu untuk keperluan kami, masing masing kami sibuk selanjut nya kami pun siap untuk berangkat.
Kira kira stengah dari perjalanan kami berhenti sebentar untuk mengabadikan matahari yang mulai turun ke peraduannya.
Setelah melewati perbukitan hijau dan perkampungan,selanjutnya kamipun sudah mendekati tempat yang kami tuju danau love dan beberapa saat kemudian kami pun tiba dengan selamat di tempat tujuan yang sudah gelap gulita, Tak lupa mengucap syukur kepada Sang Pencipta yang sudah melindungi kami dalam perjalanan.
Baru kali ini, merasakan malam hari di puncak bukit bukit yang membentang disekeliling kami dan di bawah kami ada sebuah danau kecil “Danau Love”.
Lumayan malam ini kita bisa bermalam di disini dan nyamuk nyamuk kecil sudah mulai berdatangan menghampiri kami yang lupa membawa” krim anti nyamuk” rupanya tadi baru habis hujan jadi banyak nyamuk, Terpikir oleh teman ku kalau kita harus membuat api setidak nya ada asap begitu dan berhasil.
Sambil menemani sang malam dawai dawai gitar pun mulai mengiringi malam yang semakin larut tak lupa pula kopi hangat dari rumah penjaga danau yang berada beberapa meter dari kami,satu satu nya rumah berpenghuni di atas puncak bukit danau love. Secara bergantian kami aplosan tidur menunggu fajar tiba.
Beberapa saat kemudian hujan pun mulai membasahi puncak perbukitan ini sampai subuh dan aku pun terbangun dari tidur yang cuma beralas karpet pemberian penjaga danau.
Dan pagi pun tiba, Kami di suguhi pemandangan yang masih alami.
Sekian kata dari ku, jangan lupa untuk mengunjungi “danau love” itu saja yang bisa kusampaikan dari puncak perbukitan kecil ini.
Trimakasih
Ini adalah pos pertama Anda. Klik tautan Sunting untuk mengubah atau menghapusnya, atau mulai pos baru. Jika ingin, Anda dapat menggunakan pos ini untuk menjelaskan kepada pembaca mengenai alasan Anda memulai blog ini dan rencana Anda dengan blog ini. Jika Anda membutuhkan bantuan, bertanyalah kepada orang-orang yang ramah di forum dukungan.